Kisah-kisah dongeng Si Kancil masih sangat populer di Indonesia. Bahkan banyak orang Belanda yang mengetahui kisah dongeng Si Kancil ini, namun ternyata ada lusinan kisah lain tentang Kancil si rusa kerdil yang cerdik.
Kisah-kisah tersebut diturunkan dari generasi ke generasi. Seorang pendongeng selalu menuturkan kisah versinya sendiri-sendiri, tidak ada cerita yang sama.
Kisah Si Kancil mengandung pesan tersirat, ‘siapa yang lemah haruslah cerdik’, meskipun Si Kancil merupakan binatang kecil, namun dengan cerdik bisa menipu semua musuh-musuhnya.
Asal Usul Dongeng Si Kancil.
Asal usul cerita Si Kancil tidak diketahui. Juga tidak jelas bagi para sejarawan dari mana cerita tentang kancil ini berasal. Yang diketahui orang adalah bahwa cerita dongeng ini sudah sangat tua.
Baca juga: Dari Mana Asal-Usul Istilah Ibu Pertiwi?
Para peneliti telah menemukan gambar kancil di relief-relief candi Hindu-Budha di Jawa. Sebelum agama Islam masuk ke Nusantara pada awal abad ke-15, Hindu dan Buddha adalah agama dominan di Pulau Jawa.
Pada abad ke-15, Sunan Giri menciptakan wayang kancil sebagai media untuk menyiarkan agama Islam di pulau Jawa. Pada saat itu, wayang kancil tidak dapat berkembang pesat. Perkembangan mulai terjadi pada tahun 1925 saat dipopulerkan oleh seorang Tionghoa yang bernama Bo Liem.
Ada banyak kisah dan versi dongeng Si Kancil ini, di antaranya kisah dongeng Si Kancil dan Buaya, Si Kancil dan Harimau, serta cerita Si Kancil Mencuri Timun Pak Petani.
Sejak awal, cerita-cerita Si Kancil tersebut telah disampaikan secara lisan, sehingga tidak mungkin untuk mengatakan dengan tepat versi cerita mana yang pertama kali muncul.
Baca juga: Kisah Batara Guru Dalam Mitologi Beberapa Suku di Indonesia
Hewan Apa Kancil Itu?
Kancil digambarkan secara berbeda-beda di berbagai negara. Di Indonesia, kancil merupakan salah satu jenis rusa yang berukuran kecil. Panjang binatang itu kurang dari setengah meter dan tingginya sekitar 20 sentimeter.
Warnanya coklat kemerahan, dan memiliki kuku kecil. Karena ukurannya yang kecil, hewan itu biasanya sangat pemalu, dan sangat gesit untuk menghindar bila bertemu binatang lain.
Selain dikenal dengan nama kancil, beberapa suku di Indonesia mengenalnya dengan nama Pelanduk. Salah satunya yaitu Suku Bugis yang menyebut kancil dengan nama pulando, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti suka mengelabui.
Namun, di negara-negara lain, Kancil sama sekali bukan rusa kerdil. Di Suriname, misalnya, Kancil digambarkan sebagai kelinci. Ketika pendongeng membawa cerita Si Kancil dari Indonesia, mereka menemukan bahwa kancil tidak ada sama sekali di negara mereka.
Baca juga: Kisah Meong Palo Karellae di Barru
Penduduk setempat waktu itu hanya menggambarkan kancil dengan hewan yang sangat mirip seperi kelinci. Cerita-cerita Si Kancil kemudian tersebar dan diadaptasi ke wilayah baru.
Kisah Binatang Yang Bisa Berbicara.
Didalam cerita dongeng, Kancil selalu berinteraksi dengan binatang-binatang lain selama petualangannya. Sangat mengejutkan bahwa semua hewan dalam kisah Si Kancil dapat berbicara satu sama lain.
Ini sejalan dengan tradisi Islam. Pada zaman Nabi Sulaeman, hewan dapat berkomunikasi satu sama lain, dan mereka juga memiliki pikiran dan perasaan.
Dalam buku The Story of Kantjil, yang ditulis oleh Saleman Siswowitono, diceritakan bahwa: “Dahulu, ketika Bumi masih bersih, suci, tidak ada perang, kebohongan, ataupun penipuan. Pada saat itu, hewan-hewan hutan dan hewan-hewan di dalam air masih bisa berbicara seperti manusia.”
Baca juga: Mitos Masyarakat Zaman Dahulu Ketika Gerhana Matahari Terjadi
Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa Kancil selalu berinteraksi dengan hewan berbicara lainnya selama petualangannya.
Persamaan Dongeng Si Kancil dan Dongeng Anansi Tori.
Kisah-kisah Si Kancil memiliki kesamaan dengan dongeng Anansi Tori dari daerah Suriname dan Afrika. Kancil adalah sejenis rusa, sementara Anansi Tori itu adalah laba-laba.
Dalam kedua dongeng itu, karakter utama selalu mengalami situasi yang sulit, dan kemudian muncul solusi cerdik untuk bisa terbebas dari situasi sulit itu. Namun, ada perbedaan mendasar dari kedua dongeng itu.
Kisah cerita Anansi Tori telah dibuat dengan mengikuti perkembangan zaman, cerita lamanya diperbarui dan cerita-cerita baru dimunculkan. Sementara cerita Si Kancil tidak mengikuti perkembangan zaman, namun tetap beberapa alur cerita baru dimunculkan.
Artikel Asli: https://isgeschiedenis.nl/nieuws/kantjilverhalen-uit-indonesie
Tuliskan Komentar