Mondial

Putaran Roda Sejarah Sepeda

Velocipede
Velocipede. (c) rianvisser.nl

Di masa New Normal, makin banyak orang yang bersepeda. Tapi tahu nggak sih dari mana asal namanya? Ini dia sejarah sepeda.

Sekarang ini kita lihat bersepeda kembali menjadi tren. Demi kesehatan di masa pandemi Corona, orang-orang beralih ke sepeda supaya bisa wira-wiri sambil jaga jarak.

Orang Inggris menyebutnya bicycle, tapi orang Indonesia menyebutnya sepeda. Dari mana sebenarnya nama ini berasal?

Kemunculan sepeda pertama (velocipede)

Dilansir dari detik.com pada 1817, Karl Von Drais dari Jerman menciptakan kendaraan roda dua dari kayu yang dilengkapi dengan setir, tapi tanpa pedal. Inilah kemunculan sepeda pertama dalam sejarah.

Untuk membuatnya melaju harus menggunakan kaki dengan diayun mendorong langsung ke tanah. Von Drais menamai kendaraan itu sebagai Velocipede.

Baca juga: Sejarah Teh: Dari Asal-usul hingga Dibudidayakan di Indonesia

Nama velocipede inilah nantinya yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia, sepeda. Di akhir abad ke-19, orang-orang juga menyebut kendaraan ini sebagai Draisine yang berasal dari kata Von Drais.

Karl Von Drais pun dikenal sebagai Bapak Sepeda. Dia dianggap sebagai penemu sepeda. Dari dialah sepeda modern lahir seperti yang kita kenal. Beberapa inovasi kemudian menyempurnakan bentuk sepeda yang diciptakan oleh Von Drais.

Velocipede
Model Velocipede yang diciptakan oleh Karl Von Drais. Foto: wattsupwiththat.com

Bicycle

Velocipede temuan Von Drais mendapat penyempurnaan inovasi mulai tahun 1860-an oleh beberapa penemu Prancis termasuk Pierre Lallement, Pierre Michaux, dan Ernest Michaux. Mereka menambahkan pedal yang diletakkan pada roda depan.

Dari situ lahirlah nama bicycle yang artinya dua roda. Karena ada lagi varian lainnya yaitu monocycle yang berarti satu roda, dan tricycle yang berarti tiga roda. Namun dua roda ini yang paling populer.

Baca juga: Sejarah Kopi: Dari Asal-usul hingga Dibudidayakan di Indonesia

Penny-farthings
Model sepeda Penny-farthings. Foto: gallery.nen.gov.uk

Penny-farthings dan awal sepeda modern

Eugene Meyer dan James Starley membuat inovasi lagi dengan membesarkan ukuran roda depannya dan disebut dengan Penny-farthings. Sepeda dengan roda depan besar ini sangat populer tahun 1870-1880.

Inovasi terakhir dilakukan pada tahun 1885 oleh orang Inggris, John Kemp Starley. Karena Penny-farthings kurang aman, dia menggabung bentuk awal velocipede yang ukuran bannya sama dengan model yang dilengkapi pedal dan rantai.

Sepeda inovasi Kemp Starley inilah model pertama dari sepeda modern. Ukuran ban depan dan belakangnya sama, ada pedal dan rantai sepeda. Sepeda dengan cepat menjadi populer di Eropa.

Model sepeda yang disempurnakan oleh John Kemp Starley
Model sepeda yang disempurnakan oleh John Kemp Starley. Foto: bicycling.com

Sejarah sepeda di Indonesia

Sepeda masuk ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia) diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya Anak Semua Bangsa menceritakan Velocipede sebagai sebuah penemuan penting saat itu yang dibawa ke Hindia Belanda.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Lampu Kilat atau Flash Blitz Dari Masa ke Masa

Ini yang dinamai kereta-angin, Tuan-tuan, Velocipede. Bikinan Jerman sejati. Kencang, cepat seperti angin. Sang angin juga yang punya urusan maka penumpangnya tidak jatuh. Duduk aman di sadel, kaki sedikit berayun. Dan… penumpang dan kereta melesit seperti anak panah!” tulis Pram dalam novel Anak Semua Bangsa.

Tidak seperti yang kita temui sekarang, dulu rakyat jelata belum dapat menikmati sepeda tersebut. Hanya para penguasa dan bangsawan yang dapat menikmati alat transportasi tersebut, karena sepeda merupakan alat transportasi mewah pada masa itu.

Sepeda onthel

Dikutip dari malangtimes.com sepeda-sepeda buatan Belanda (Dutch Bike) sering pula dijuluki sebagai sepeda onthel atau sepeda unta. Selain sepeda onthel buatan Belanda, beredar pula sepeda-sepeda buatan Inggris.

Di masa kemerdekaan Indonesia, presiden Soekarno bahkan sempat melarang masuknya segala produk buatan Barat. Akibatnya, sepeda buatan Belanda dan Eropa Barat sempat tidak lagi dapat masuk ke Indonesia sehingga pasar sepeda diramaikan sepeda buatan Tiongkok.

sepeda onthel
Sepeda onthel. Foto: southshorecyclery.com

Baca juga: Kisah Pensil dan Pena Anti Gravitasi Pada Masa Perlombaan Ruang Angkasa

Pada tahun 1960-an, seiring dengan perkembangan teknologi transportasi, kedudukan sepeda sebagai kendaraan kelas atas perlahan-lahan tergeser oleh popularitas motor dan mobil.

Sepeda di era modern

Mulai tahun 1980-an, popularitas sepeda di Indonesia mulai muncul kembali. Sepeda pada masa ini didominasi oleh sepeda modern, misalnya sepeda gunung (mountain bike), sepeda perkotaan (commuting bike), sepeda anak, juga belakangan terdapat sepeda lipat (folding bike).

Kini di era milenial, model sepeda pun kian berkembang. Saat ini ada sepeda MTB (sepeda gunung) hingga sepeda lipat. Selain itu sepeda BMX (bicycle motorcross) juga mulai diminati oleh para anak muda Indonesia. Hal ini dikarenakan sepeda BMX dapat digunakan untuk melakukan atraksi ekstrem yang menantang adrenalin.

Tuliskan Komentar