Kabar duka datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel), ulama kharismatik yang juga Ketua Umum MUI Sulsel, AGH Sanusi Baco Lc meninggal dunia, Sabtu (15/5/2021).
AGH Sanusi Baco meninggal dunia di RS Primaya eks Awal Bros Jl Urip Sumoharjo, Makassar, pukul 20.08 Wita, akibat penyakit kolik Abdomen.
Kabar duka ini menyebar dengan cepat. AGH KH Sanusi Baco, sosoknya dikenal sebagai salah satu ulama kharismatik Sulawesi Selatan saat ini. Lantas saja banyak yang menyeganinya.
Dikutip dari laman pesantren.laduni.id Gurutta Sanusi Baco lahir 4 April 1937, di Maros, Makassar. Beliau merupakan putra kedua dari enam bersaudara, dari seorang ayah bernama Baco, seorang mandor.
Baca juga: Inilah Abdurrahman Ambo Dalle, Ulama Pembaharu Dari Sulawesi Selatan
Sejak kecil ia akrab disapa Sanusi. Tumbuh pada masa penjajahan, Sanusi bekerja merawat kuda tentara Jepang di Maros pada masa Penjajahan Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
AGH Sanusi Baco memulai pendidikkannya dengan belajar kepada beberapa guru di desanya, kemudian melanjutkan pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Barru, selama 8 tahun.
Setelah lulus Aliyah tahun 1958, AGH Sanusi Baco hijrah ke Makassar dan mengajar di beberapa tempat.
AGH Sanusi Baco sempat menjadi Sarjana Muda (BA) di Universitas Muslim Indonesia, kemudian setelah selesai, Sanusi Baco yang juga tokoh pendiri PMII di Sulawesi Selatan mendapat kesempatan beasiswa dari Departemen Agama Republik Indonesia untuk kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Baca juga: Mengapa Syekh Yusuf Al-Makassari Punya Banyak Makam?
Sewaktu perjalanannya dari Indonesia ke Mesir menaiki kapal, di saat itulah beliau berjumpa dengan KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab dipanggil Gus Dur. Gurutta Sanusi dalam perjalanan ke Mesir itu mendapatkan kesempatan mendengar cerita/humor dari Gus Dur.
Gurutta heran, Gus Dur selama sebulan penuh tiap harinya bercerita/humor di hadapannya dengan cerita yang berbeda. Berawal dari persahabatannya dengan Gus Dur membuat Anregurutta bertekad untuk berkhidmah di NU.
Setelah kembali ke Makassar, aktifitasnya adalah mengajar di Universitas Muslim Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Gazali (sekarang UIM) dan mulai berkeliling berdakwah dan mendirikan Sekolah Tinggi Al-Gazali Cabang STAI Al-Gazali di Makassar serta sebagai Dosen Tetap di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar.
Selain mengabdikan dirinya di Universitas Islam Makassar, Gurutta Sanusi masih aktif berdakwah dan memberikan nasehat kepada masyarakat Sulawesi Selatan dan pada tahun 2012 Gurutta dianugerahkan Doktor Honoris Causa dalam bidang Hukum Islam atau fiqh di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Baca juga: Inilah Tiga Datu yang Menyebarkan Agama Islam di Sulawesi Selatan
Pada umur 78 tahun, AGH Sanusi setia berkhidmat di Nahdlatul Ulama. Saat ini masih aktif mengabdikan dirinya untuk memajukan pendidikan Nahdaltul Ulama sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali Makassar, yayasan yang menaungi Universitas Islam Makassar sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi milik Nahdatul Ulama Sulawesi Selatan.
Selain itu, AGH Sanusi menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan. Gurutta juga dipercaya sebagai Ketua MUI Sulawesi Selatan, Ketua Umum Yayasan Masjid Raya Makassar.
AGH Sanusi Baco juga adalah pengasuh pesantren Nahdlatul Ulum, salah satu Pesantren milik Nahdlatul Ulama di Kabupaten Maros.
AGH Sanusi Baco Lc meninggal dunia pada hari Sabtu, tanggal 15 Mei 2021. Tokoh agama Sulsel ini meninggal di usia 84 tahun. Ia meninggal karena sakit kolik Abdomen atau nyeri hebat pada perut.
Tuliskan Komentar