Modern Nasional

Ketika Israel ‘Dikacangin’ Oleh Indonesia

Israel Indonesia
Para pemimpin negara Indonesia dan Israel. © historia.id

Di awal kemerdekaan Indonesia, Israel pernah mengirim ucapan selamat serta pengakuan kemerdekaan kepada Indonesia, dengan harapan Israel mendapat pengakuan serupa dari Indonesia, namun Indonesia tidak pernah membalasnya. Dengan istilah gaulnya, Israel dikacangin.

Konflik yang terjadi antara Israel dengan Palestina kembali memanas. Berbagai dukungan untuk Palestina terus mengalir, termasuk dukungan dari Indonesia.

Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap memiliki pengaruh besar, Israel sempat beberapa kali berupaya untuk menarik simpati dari Indonesia.

Meski Indonesia tidak pernah mau mengakui Israel dan berhubungan diplomatik secara terbuka, namun Israel selalu berupaya untuk mendapat pengakuan dan dukungan dari Indonesia.

Bermula ketika pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda atas pengakuan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Presiden Israel Chaim Weizmann dan Perdana Menteri David Ben Gurion mengirimkan telegram ucapan “Selamat” kepada Presiden Sukarno, namun tidak ada balasan dari Bung Karno sampai saat ini.

Baca juga: Belanda Tidak Rela Indonesia Merdeka

Tidak kenal lelah, Israel kali ini kembali mengirim telegram yang menyatakan penuh dukungan atas kemerdekaan Indonesia pada bulan Januari 1950 oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Moshe Sharett kepada Wakil Presiden Moh. Hatta. Lantas Bung Hatta hanya mengucapkan kata “Terima Kasih” saja tanpa menawarkan timbal-balik hubungan diplomatik.

Merasa bertepuk sebelah tangan, Menlu Sharett menawarkan pengiriman misi muhibah ke Indonesia. Kemudian Bung Hatta membalas telegram tersebut pada bulan Mei 1950, yang menyatakan “Misi tersebut ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan”.

Keenggangan Indonesia untuk berhubungan dengan Israel disebabkan mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan karena negara-negara Arab telah memberikan dukungan lebih dahulu kepada Indonesia selama perjuangan untuk kemerdekaan.

Dengan demikian, mengakui Israel sama saja halnya menyakiti hati negara-negara Arab yang saat itu sedang berkonflik dengan Israel.

Baca juga: Kota Barus: Gerbang Masuknya Islam di Nusantara

Pada tahun 1953, Sukarno ketika mulai menggagas konferensi negara-negara Asia dan Afrika yang akan digelar di Indonesia. Dalam sebuah pertemuan para calon peserta, negara-negara seperti Burma (sekarang Myanmar), India, dan Srilanka, mendukung supaya Israel diikutsertakan.

Namun, Indonesia bersama Pakistan bersikeras menolaknya. Akhirnya saat digelar Konferensi Asia Afrika (KAA) pada April 1955 di Bandung, Israel tidak ikut berpartisipasi.

Konferensi Asia Afrika (Israel Indonesia)
Suasana Konferensi Asia Afrika di Bandung. Foto: disdik.jabarprov.go.id

Di bidang olahraga, pada tahun 1958 Indonesia lolos zona Asia dan harus melawan tim Israel, FIFA menyarankan pertandingan diadakan di Jakarta maupun Tel Aviv dan Indonesia pun menolak.

Baca juga: Lika-liku Hidup Legenda Sepak Bola, Ramang

Sukarno memerintahkan agar Timnas Indonesia tak jadi bertanding melawan Israel di babak Kualifikasi Piala Dunia 1958. Karena hal itu dianggap sama saja mengakui Israel.

Indonesia akhirnya mengundurkan diri dari babak kualifikasi Piala Dunia 1958. Padahal, Indonesia berpeluang lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya setelah merdeka.

Timnas Indonesia saat itu menang dengan skor 2-0 atas China di leg pertama. Sedangkan di leg kedua Indonesia kalah 4-3. Indonesia berhak lolos ke babak berikutnya dan bertemu Israel yang saat itu menjadi jawara di Kualifikasi Zona Asia Barat.

Namun karena Indonesia menolak bertanding melawan Israel, maka tiket ke Piala Dunia 1958 Swedia harus melayang.

Tak hanya menolak melawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia 1958, Presiden Sukarno saat itu juga melarang Israel mengikuti Asian Games 1962 di Jakarta.

Indonesia menolak karena tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel dan Indonesia menolak memberikan visa kepada para atlet dan ofisial Israel.

Baca juga: Ketika Indonesia Mendirikan CONEFO dan GANEFO Untuk Menandingi PBB dan Olimpiade

Pembukaan Asan Games 1962 (Israel Indonesia)
Pembukaan Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Foto: olahraga.kompas.com

“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel..!!” Pernyataan lantang tersebut keluar dari mulut Presiden Sukarno pada tahun 1962.

Saat itu Soekarno marah terhadap Israel dan beberapa negara lain yang dianggap merampas kemerdekaan negara lain.

Sikap anti-Israel pemerintah Indonesia saat itu semata-mata didasari anti Imprealisme/penjajahan di dunia. Karena bangsa Indonesia juga merasakan penderitaan penjajahan ratusan tahun oleh Kolonialisme.

Semasa pemerintahan Sukarno pula Indonesia aktif mendukung perjuangan kemerdekaan di berbagai penjuru dunia dengan bantuan dana dan lain sebagainya.

Rakyat Indonesia juga aktif mendukung kemerdekaan Palestina dan bangsa-bangsa lain seperti Aljazair dan Afrika Selatan. Hingga saat ini hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel pun tak terwujud.

Tuliskan Komentar