Kuno Sulsel

Dari Mana Asal-usul Nama Bulukumba?

Bulukumba merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan, sebagian besar penduduk Bulukumba adalah masyarakat Maskassar dan masyarakat Bugis. Bulukumba juga terkenal dengan berbagai destinasi wisatanya yang cukup banyak, mulai dari Pantai Bira, Kampung Beru tempat di mana Kapal Pinisi dibuat, hingga Tebing Apparalang yang indah.

Selain itu juga wilayah ini terkenal akan kekayaan budaya dan sejarah, mulai dari kearifan lokal masyarakat Kajang, hingga keunikan sejarah daerahnya. Namun, salah satu hal yang menarik kita simak dari Bulukumba ialaha mengenai sejarah penamaannya. Apa arti dari nama Bulukumba dan bagaimana asal-usul penamaan wilayah tersebut?

Cerita yang mengisahkan mengenai sejarah penamaan Bulukumba sebenarnya memiliki banyak versi, salah satunya dikatakan bahwa bersumber dari bahasa Makassar Konjo yaitu Bulukumpa, yang dalam bahasa Indonesia berarti gunung yang masih milik saya atau gunung yang tetap milik saya.

Baca juga: Sejarah Asal Muasal Penamaan Air Terjun Bantimurung di Maros

Nama ini digunakan pertama kali oleh salah satu Ammatowa (pemimpin kelompok masyarakat adat Kajang di Bulukumba) yang ketika ia berdiri di wilayah Jojjolo (salah satu wilayah adat Gellarang Jojjolo di Bulukuba) beliau ditanya tentang keberadaan sebuah bukit di wilayah Desa Bonto Mangiring, ia kemudian menjawab “Bulukumpa,” yang artinya bahwa wilayah atau gunung itu masih menjadi wilayah dari kekuasaan Ammatowa, bahkan menjadi salah satu nama kecamatan di Bulukumba sekarang, yaitu Kecamatan Bulukumpa.

Kisah yang lain tentang sejarah penamaan Bulukumba yaitu bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu Buluku dan Mupa yang dalam bahasa Indonesia berarti masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya. Cerita ini pertama kali muncul pada abad ke-17, ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone, di mana kedua kerajaan ini memperebutkan wilayah kekuasaan di sekitar Bulukumba.

Masyarakat Bulukumba di wilayah pegunungan. Foto: klikbulukumba.com

Untuk mengakhiri peperangan ini, disepakati untuk menentukan batas kekuasaan kedua kerajaan. Maka diadakanlah perjanjian di pesisir pantai yang bernama Tanahkongkong, di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.

Bangkeng Buki yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.

Baca juga: Sejarah Asal Mula Kemunculan Nama dan Kota Makassar

Namun dalam sumber lain, gunung yang diperebutkan adalah gunung Karampuang Raja, gunung ini terletak dekat dari perbatasan antara Bulukumba dan Sinjai. Berawal dari peristiwa saling klaim tersebut kemudian muncullah kalimat dalam bahasa Bugis Bulukumupa.

Antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone saling klaim batas wilayah, mengatakan bahwa gunung atau wilayah tersebut merupakan milik masing-masing kerajaan. Pada perkembangan selanjutnya, kata Bulukumupa berubah menjadi Bulukumba.

Peta kuno Bulukumba pada tahun 1752. Foto: galerikomunitassimpulmerah.blogspot.com

Kisah pertama di atas memang perlu dikaji kembali, akan tetetapi ada beberapa bukti pendukung tentang kebenaran kisah tersebut, yaitu bahwa jauh sebelum pemekaran Desa Bulo-bulo menjadi Desa Salassae dan pemekaran Desa Salassae menjadi Desa Bonto Mangiring, di salah satu dusunnya ada dusun yang bernama Dusun Bulukumpa.

Di desa ini juga memiliki situs yang disebut Batu Tujua (batu tempat untuk melantik para raja yang akan berkuasa). Diperkirakan pula bahwa nama Bulukumba sudah ada sebelum terjadinya perang perebutan wilayah anatara Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa.

Baca juga: Asal Usul Nama serta Sejarah Kemunculan Kerajaan Sidenreng dan Rappang

Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-undang No. 29 tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba nomor 5 tahun 1978, tentang Lambang Daerah. Maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah No. 13 Tahun 1994.

Secara Yuridis Formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah Tingkat 2 setelah ditetapkan Lembaga Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kab. Bulukumba pada tanggal 04 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan Pelantikan Bupati pertama yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.

Tuliskan Komentar