Modern Mondial

Sejarah Perkembangan Lampu Kilat atau Flash Blitz Dari Masa ke Masa

Bagaimana sebuah foto dibuat? Melalui cahaya. Sebenarnya, setiap aspek dari fotografi bergantung pada cahaya. Cahaya adalah apa yang tertangkap oleh film, cahaya memantulkan benda yang berbeda sehingga membuat mereka terlihat dan menciptakan warna. Nah, apa yang terjadi, bila tidak ada cahaya atau hanya ada cahaya sedikit saja?

Pada hari-hari awal fotografi, satu-satunya sumber cahya adalah matahari. Jadi kebanyakan fotografi bergantung pada hari-hari yang panjang dan cuaca yang baik. Jelas bahwa cahaya buatan akan sangat diperlukan: tidak bergantung pada sinar matahari lagi, gambar bisa diambil ketika cahaya alami tidak cukup terang atau pada hari mendung saat kerja di studio tidak mungkin dilakukan.

Sejarah Flash Blitz atau Cahaya fotografi buatan pertama kali dimulai pada tahun 1983, ketika L. Ibbetson menggunakan cahaya oksi-hidrogen (dikenal juga sebagai limelight (pusat perhatian), ditemukan oleh Goldsworthy Gurney) ketika memotret benda mikroskopik. Limelight diproduksi dengan memanaskan sebuah bola kalsium karbonan dalam nyala api oksigen hingga menjadi pijar.

Pada tahun 1862, pencahayaan untuk kamera digantikan menggunakan bubuk Flash Powder. Meskipun cukup selangkah lebih maju dalam pengembangan pencahayaan buatan, bahan kimia awal seperti magnesium tidak memberikan hasil foto yang memuaskan. Penggunaannya dengan cara membakar flash powder yang telah diplintir pada sebuah kawat dan menghasilkan cahaya terang selama 50 detik.

Pada tahun 1887, Adolf Miethe dan Johannes Gaedicke mencampurkan bubuk halus magnesium dengan kalium klorat untuk menghasilkan Blitzlicht. Ini adalah bubuk flash yang pertama kali digunakan secara luas.

Pada tahun 1890-an, Louis Boutan mengembangkan bubuk flash dengan cara memasukkannya kedalam sebuah toples kaca. Paul Vierkotter menggunakan prinsip yang sama pada tahun 1925, ketika ia menyalakan magnesium di dalam bola kaca.

Kamera jadul dengan bohlam flash (Sejarah Flash Blitz)
Kamera jadul dengan bohlam flash. Foto: picswe.net

Pada tahun 1929, dikembangkan Vacublitz, sebuah bola lampu kilat pertama yang terbuat dari alumunium foil yang disegel dalam oksigen, diproduksi di Jerman oleh Hauser Company dengan menggunakan hak pater Johannes B. Ostermeier.

Bola lampu vacublitz adalah bola berisi oksigen di mana alumunium foil dibakar, dengan pengapian yang dilakukan dengan baterai. Cahaya bohlam, meski kuat, cahay tersebut lembut dan menyebar, oleh karena itu tak berbahaya bila terkena mata dibandingkan bubuk flash.

Bohlam flash adalah langkah kemajuan besar. Meski ringan namun mudah dinyalakan secara elektrik dan sangat kuat, oleh karena itu Bohlam flash ini nyaman digunakan. Aspek penting lainnya dari teknik ini adalah barang ini aman, dibandingkan dengan bubuk flash yang sebelumnya banyak digunakan.

Karena kualitas yang tinggi dari penemuan ini, pasar kamera secara luas segera dilengkapi dengan flashgun (penembak flash) atau tersinkronisasi untuk menyalakan bola lampu saat kamera dibuka. Ini adalah lompatan teknologi yang besar dan sangat maju dalam fotografi, sehingga pada tahun 1950-an bola lampu flash hampir menggantikan bubuk flash di pasaran.

Pada tahun 1931 ketika Harold Edgerton, seorang professor teknik elektro menghasilkan tabung flash elektronik pertama. Salah satu kelebihan yang paling penting dibandingkan bohlam flash adalah intensitasi flash elektronik dapat dikontrol dan disesuaikan

Keuntungan besar lain, tentu saja, adalah aspek isi ulang dari lampu flash elektronik. Bohlam flash, meski sangat berguna, harganya sangat mahal dan hanya bisa didapatkan oleh fotografer profesional. Sementara flash elektronik menggunakan baterai, sehingga memungkinkan untuk mengisi ulang sistem.

Unit flash saat ini adalah tabung lampu flash elektronik. Lampu kilat elektronik mengandung tabung berisi gas xenon, di mana listrik tegangan tinggi habis untuk menciptakan kilatan cahaya pendek.

Setelah perkembangan Sejarah Flash Blitz, kini berbagai macam lampu flash blitz telah berkembang berbagai model, telah terdapat di berbagai jenis kamera, baik itu kamera analog, kamera digital, bahkan saat ini banyak terdapat pada smartphone yang mendukung kamera atau fotografi.

Tuliskan Komentar