Kuno Sulsel

Suasana Kota Makassar Pada Abad ke-17

Kota Makassar merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia. Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit.

Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumamparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar. Ia memindahkan pusat pemerintahan kerajaan Gowa dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng Somba Opu di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.

Pada Abad ke-17, Kota Makassar berkembang pesat menjadi salah satu kota paling penting dalam perdagangan di Nusantara, kota ini menjadi pintu gerbang untuk menuju kepulauan Rempah-rempah atau Kepulauan Maluku. Kapal-kapal dagang dari berbagai penjuru bangsa berdatangan ke Makassar untuk berdagang atau hanya sekedar transit.

Dengan cepat Kota Makassar menjelmah menjadi kota dunia yang dikunjungi berbagai bangsa untuk menetap dan melakukan perdagangan. Banyak bangsa Eropa yang mulai mendirikan kantor dagang di Makassar, tepatnya di sekitar Benteng Somba Opu.

Baca juga: Sejarah Asal Mula Kemunculan Nama dan Kota Makassar

Selain itu, orang Eropa juga telah membuat berbagai peta yang menggambarkan keadaan kawasan Somba Opu yang cukup tertata. Berikut ini beberapa peta Bird-View yang memperlihatkan suasana kawasan Somba Opu di Makassar pada abad ke-17. Pada beberapa peta ini terlihat dilengkapi keterangan dalam Bahasa Belanda yang ditunjukkan dengan alfabet.

Sumber: commons.wikimedia.org
Sumber: alamy.de

Adapun penjelasan peta Bird-View kawasan Somba Opu yang telah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:

A. Adalah benteng (Benteng Somba Opu) atau kawasan yang dipagari, di dalamnya terdapat kediaman para raja dan berbagai bangsawan serta pembesar-pembesar kerajaan bermukim, kawasan ini dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari batu bata, pada bagian sisi lautnya diperkuat dengan empat bastion bundar, sementara pada bagian sisi daratnya terdapat dua bastion kecil, benteng ini dilengkapi dengan banyak meriam, kurangnya penerapan aturan dan ilmu tentang perbentengan menyebabkan dinding benteng sudah begitu rapuh, benteng itu bukan hanya tidak bisa lagi menahan beban berat meriam yang di tempatkan di atasnya, tetapi juga tidak akan dapat bertahan apabila didobrak menggunakan pendobrak dinding dari kayu. Secara menyeluruh, benteng ini dilengkapi dengan sekitar 15 pucuk meriam yang ditempatkan di atas dinding dan bastion-bastion benteng.
B. Adalah istana raja yang baru, dibangun dengan bentuk arsitektur rumah panggung yang pada umumnya memiliki tiang atau pilar. Pada bagian atas istana merupakan sebuah kediaman yang indah, memiliki sebuah tangga yang panjang dan lebar sebagai akses jalan untuk naik ke atas istana yang dibuat sedemikian nyaman sehingga orang dapat naik ke atas istana bahkan dengan berkuda. Keseluruhan bangunan istana terbuat dari kayu.
C. Adalah istana raja yang lama, pada umumnya bentuk dan bahan pembuatan istana yang lama ini sama dengan istana yang baru.
D. Adalah gudang-gudang milik raja.
E. Adalah mesjid raja (Masjid Manggalekana).
F. Adalah kawasan kota di mana orang-orang Mestizo Portugis dan isteri-isterinya bermukim.
G. Adalah kawasan kota di mana orang-orang Gujarat bermukim.
H. Adalah tempat perahu dan berbagai alat transportasi laut lainnya ditambatkan.
I. Kediaman Antoni de Costa, seorang saudagar Portugis yang telah melarikan diri ke situ, tempat ini dikelilingi oleh tembok kayu dan dilengkapi dengan beberapa meriam kecil sebagai pertahanan di muara sungai itu.
K. Adalah loji (kantor dagang) Kompeni Denmark yang sebelumnya dihuni oleh orang Belanda.
L. Loji (kantor dagang) Kompeni Inggris.
M. Adalah kawasan perumahan yang terletak pada bagian Utara kota, kawasan ini dihuni oleh orang-orang Bugis, Makassar, serta bangsa-bangsa lain.
N. Adalah pasar yang terletak di sebelah Selatan kota, pasar ini dilengkapi dengan rumah-rumah kayu.
O. Adalah sebatang sungai (Sungai Jeneberang) yang cukup nyaman. Sungai ini memiliki kedalaman sekitar lima sampai delapan kaki sehingga dapat dimasuki oleh kapal-kapal niaga.
P. Adalah areal persawahan serta perkebunan yang tanahnya datar juga gembur yang mengelilingi kota.
Q. Adalah cabang sungai (Sungai Jeneberang) yang bermuara di sebelah Utara Benteng Somba Opu, dengan kedalaman dua hingga tiga kaki.

Tuliskan Komentar