Luas kompleks makam ini sekitar 2 Hekto Are. Makam ini sudah tidak digunakan lagi sebagai pemakaman baru. Batas-batas kompleks ini yaitu sebelah Utara berbatasan dengan kebun masyarakat, sebelah Selatan merupakan sungai Karajae, sebelah Barat berbatasan dengan kebun masyarakat, sementara sebelah Timur merupakan jalan umum.
Data historis mengenai orang-orang yang dimakamkan dalam kompleks ini tidak diketahui secara pasti, namun di dalam kompleks terdapat makam raja Nepo Arung La Bongngo dan Arung I Simatanah.
Pembuatan makam yang ada di dalam kompleks ini menggunakan beberapa sistem, diantaranya sistem papan batu persegi empat panjang, kemudian ditancapkan nisan di atasnya. Yang kedua menggunakan sistem susun, tetapi itu hanya merupakan bentuk belaka karena bangunan tersebut dibuat dari batu antero, kecuali nisan yang ditancapkan di atasnya. Sistem yang lain yaitu batu persegi empat dilubangi seperti lesung, pada bagian kepala dan kaki makam dibentuk semacam jirat kemudian dipasangi nisan berbentuk patung manusia.
Keadaan situs kompleks makam raja Nepo |
Bahan bangunan makam dalam kompleks ini menggunakan batu padas, batu bata dan kayu.
Ukuran makam yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis ukuran yaitu ukuran besar dengan panjang 1,80 m, lebar 1,20 m, tinggi 2,25 m. Untuk ukuran sdang memiliki panjang 2,35 m, lebar 0,75 m, tinggi 0,95 m. Sementara makam yang berukuran kecil berukuran panjang 0,80 m, lebar 0,35 m, dan tingginya 0,40 m.
Jumlah makam yang terdapat di dalam kompleks ini sebanyak 383 makam, dengan perincian, makam ukuran besar sebanyak 63 makam, ukuran sedang sebanyak 155 makam, serta ukuran kecil sebanyak 165 makam.
Kompleks makam raja Nepo ini mempunyai ciri-ciri kepurbakalaan yang nampak pada sebagian besar bagunannya.
Ada bangunan makam yang dibuat dari batu persegi panjang, pada bagian tengahnya dilubangi seperti lesung panjang, pada bagian kepala dan kaki dibentuk seperti jirat kemudian diberi nisan yang berbentuk patung manusia. Patung tersebut mengenakan topi yang mirip songkok haji, memiliki kumis, pada bagian leher menggunakan kalung tasbih, dan kedua tangannya diletakkan pada bagian perut pada posisi disilangkan seperti orang yang sedang salat.
Makam dengan nisan berbentuk manusia |
Nisan yang berbentuk patung manusia |
Kemudian ada makam yang berukuran paling besar, dibuat dengan bentuk dan sistem susun timbun, memakai jirat yang berlapis/ganda, bentuknya seperti gunung, dan pada bagian atasnya ditancapkan 2 buah nisan. Makam tersebut dibuat dari batu antero yang pada bagian tengahnya dilubangi untuk tempat memasang nisan. Dari seluruh bagian makam tidak memakai ornamen hias atau tulisan. Makam ini diduga merupakan makam raja Nepo yang bernama Arung I Simatanah.
Makam yang paling besar, merupakan makam raja Nepo I Simatanah |
Ada juga makam yang dibuat dalam bentuk papan batu persegi empat panjang memakai jirat dan dari seluruh bagian makam penuh dengan ragam ornamen hiasan tumbuh-tumbuhan atau sulur-suluran.
Kompleks makam ini juga mengandung banyak benda-benda keramik, terbukti dengan banyaknya pragmen atau pecahan keramik yang ditemukan berserakan di permukaan tanah.
Galeri Foto:
Labongngo menurut informasi diterima tidak ada makamnya, ketika beliau sakit keras ia dipulangkan ke org tuanya atau keluarganya di Suppa, dan setelah sehat kembali ia kembali sendiri di Nepo, dan menghilang di perjalanan yang kemungkinanya meninggal atau dimakan binatang buas.