Dikisahkan dalam manuskrip Lontara Attoriolong ri Berru. Dahulu wilayah tersebut ditumbuhi banyak pohon Aju Berru, bahakan raja pertama di wilayah Barru yang bernama Lasarewo dilantik menjadi raja di atas sebuah batu yang masyarakat menyebutnya Batu Allantireng, di sebelah batu tersebut terdapat pohon Aju Berru yang kemudian digunakan sebagai nama Kerajaan Berru dan Lasarewo sebagai raja pertamanya.
Itulah asal muasal penamaan Kabupaten Barru, dari sebuah nama pohon, kemudian dijadikan sebagai nama kerajaan, hingga berganti menjadi Kabupaten. Namun, keberadaan pohon Aju Berru tersebut kian langka.
Baca juga: Dari Berru Hingga ke Barru, Inilah Sejarah Penamaan Barru
Ini pelajaran yang sangat berharga, baik terhadap upaya cinta lingkingan, maupun nilai sejarah. Pohon Aju Berru kian langka, kalaupun ada, mungkin sisa dihitung jari, namun sayang belum ada usaha untuk melestarikannya. Anehnya, ketika dilakukan kegiatan-kegiatan yang di dalamnya ada prosesi penanaman pohon oleh petinggi pada suatu acara, panitia lebih memilih tanaman pohon yang harganya bernilai tinggi.
Diduga belum pernah ada penanaman pohon dengan mengikutkan pohon Aju Berru pada lokasi strategis. Misalnya di alun-alun Kota Barru sebagai paru-paru kota, atau pada tempat yang strategis, seperti di halaman kantor bupati Barru ataupun halaman kantor DPRD Barru.
Pasalnya diduga untuk pohon jenis seperti itu tidak ditemukan. Lalu apa relevansinya dengan Kabupaten Barru? Kalau generasi sekarang dan anak cucu kita menanyakan asal mula nama Barru dan kaitannya dengan nilai sejarah, maka sangat sulit menunjukkan bukti otentik seperti apa pohon Aju Berru itu.
Baca juga: Arti Penting Payung Sebagai Simbol Kerajaan di Barru
Maka paling tidak hanya dapat dikisahkan melalui cerita atau foto saja. Tentunya kita tidak mau mewariskan kepada generasi Barru, hanya sebatas foto atau cerita, tapi sebuah fakta.
Pohon Aju Berru (diberi tanda merah) yang berada di antara pohon jati, Aju Berru memiliki daun yang kecil dan rimbun serta memiliki batang pohon yang mirip pohon cendrana. Foto: Erik Hariansah. |
Dilansir dari Media Majalah Pijar edisi 82 tahun 2018, tajuk pohon Aju Berru tersebut menjadi suatu topik diskusi Media Pijar dengan sejumlah warga di Desa Galung, Kecamatan Barru. Pasalnya Desa Galung mungkin salah satu desa di Kecamatan Barru yang masih memiliki tanaman pohon Aju Berru yang jumlahnya mungkin hanya dalam hitungan jari.
Abdul Wahab, sekretaris Desa Galung, mengungkapkan pohon Aju Berru mirip dengan pohon kayu cendrana, batangnya keras, daunnya rimbun, dan sering dijumpai tumbuh pada tanah yang memiliki banyak batu cadas.
Baca juga: Cerita Menarik di Balik Gelar Anumerta Raja-Raja Barru
“Di kebun Pak Wahab dapat dijumpai pohon Aju Berru,” kata Kepala Desa Galung, Jumardin sembari menambahkan jumlahnya tak cukup 10 pohon. Menurut Wahab, pihak Dinas Kehutanan beberapa waktu lalu berkeinginan membibitkan pohon Aju Berru tersebut, namun belum direalisasikan.
“Dulu Dinas Kehutanan pernah menyampaikan keinginannya mebibitkan pohon Aju Berru, namun sampai hari ini tidak terealisasi,” imbuhnya sambil mengakui beberapa kali tim ahli dari beberapa perguruan tinggi meneliti Aju Berru tersebut.
Salah seorang pemuka masyarakat di Desa Galung berharap pemerintah Kabupaten Barru bisa melestarikan keberadaan pohon Aju Berru. “Kalau bukan kita siapa lagi, karena pohon Aju Berru adalah identitas penamaan Kabupaten Barru,” ujarnya penuh semangat. [Rujukan: Majalah Pijar, edisi 82/2018].
Tuliskan Komentar