Barru Raya Tokoh

Mengenang Sosok Mayjen TNI Andi Mattalatta

Mayjen Andi Mattalatta
Andi Mattalatta dengan latar Monumen Paccekke

Mayor Jenderal Andi Mattalatta adalah sosok paling berjasa dalam merintis lahirnya Tentara Republik Indonesia (TRI) di Sulawesi.

Oleh: Andyzpabeltobo

Mungkin di kalangan Anak muda tidak terlalu populer pada sosok pria berdarah Bugis, Mayor jenderal (Mayjen) Andi Mattalatta. Ia adalah salah satu pejuang kemerdekaan, sekaligus tokoh olah raga nasional yang disegani.

Dilahirkan di Jampue, Barru, Sulawesi Selatan pada 1 September 1920. Ayahnya bernama Pawiseang Daeng Ngerang Arung Mangempang Petta Pandegara, Raja Barru Xll merangkap komandan pasukan Kerajaan Barru.

Sementara ibunya bernama Majjajareng Daeng Kanang Petta Indo Datu Salonro, adalah putri dari Paduppa Datu Salonro Arung Ujung Soppeng.

Andi Mattalatta wafat pada tanggal 26 Oktober 2004 di Makassar dan di kebumikan di Tana Maridie Ponre Ta’kajuara Barru.

Makam Andi Mattalatta
Makam Andi Mattalatta di Pemakaman Tana Maridie, Barru. Foto: Erik Hariansah.

Meskipun Andi Mattalatta terlahir sebagai anak bangsawan, namun gaya hidupnya tetap bersahaja, berjuang untuk rakyat terjajah, dia anak bangsawan yang rendah hati dan merakyat.

Andi Mattalatta adalah sosok paling berjasa dalam merintis lahirnya Tentara Republik Indonesia (TRI) di Sulawesi serta berperan penting dan aktif dalam barisan pejuang kemerdekaan republik Indonesia di Pulau Jawa.

Baca juga: Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi dan Konferensi Paccekke

Sebagai gambaran mengenal dan mengenang sosok pejuang kemerdekaan, Andi Mattalatta mempunyai segudang kisah historis mewarnai perjalanan hidupnya yang jarang di ketahui.

Andi Mattalatta dan istri
Andi Mattalatta bersama istri. Foto: pinisi.co.id

Multitalenta dan Atlet serba bisa

Mayjen Andi Mattalatta adalah sosok multitalenta dan atlet serba bisa karena menguasai ilmu bela diri mulai dari silat, kuntao, jujitsu, karate, tinju, serta mahir pula aktraksi berkuda, loncat indah, senam dan renang.

Dia juga menorehkan sederet prestasi olah raga air seperti sky air, jumping boat, pencetus lahirnya olah raga sky air di Indonesia dan tercatat sebagai orang pertama Asia, dan satu-satunya yang masuk “Hall Of Fame” dari International Waterski & Waterboad Federation (WWF).

Mayjen Andi Mattalatta Menggebrak Meja Presiden Soekarno

Satu-satunya pemuda pejuang yang berani menggebrak meja Presiden Soekarno di Istana kepresidenan Yogyakarta pada 26 Januari 1946, saat itu ia datang ke Istana bersama rombongan pembawa petisi Raja-raja Sulawesi Selatan. Peristiwa itu terjadi secara spontan dan tanpa sadar.

Baca juga: Andi Mattalatta, Dari Pejuang Kemerdekaan Hingga Tokoh Olahragawan

Ketika Presiden Soekarno bertanya soal keseriusan para Raja-raja dan pemuda Sulawesi Selatan menyatakan diri siap Merdeka dan mau bergabung dalam Negara Republik Indonesia.

“Apakah raja-raja, pemuda dan rakyat Sulawesi Selatan sudah matang untuk merdeka?” Tanya Presiden Soekarno. “Kami tidak akan berada di sini, kalau belum siap merdeka.” Jawab Andi Matalatta bersemangat sambil tidak sadar menggebrak meja di depan presiden.

Mandat Panglima Besar Jenderal Soedirman

Dari tangan Panglima Soedirman ia menerima mandat untuk membentuk Tentara Republik Indonesia (TRI) di Sulawesi Selatan. Segala perintah dan penugasan pentingnya tercatat dalam buku memorial setebal 644 halaman yang berjudul “Meniti Siri dan Harga Diri.”

Baca juga: Mengenang Kembali Konferensi Paccekke

Menurut Sejarawan Militer dan Ilmu Politik Indonesia Prof. Dr. Salim Said, Mayjen Andi Mattalatta adalah pelopor lahirnya Tentara Republik Indonesia di Sulawesi, sekaligus Panglima pertama Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) dibuktikan dengan keberadaan Monumen Pacekke yang terletak di Dusun Pacekke Kec. Soppeng Riaja, Barru.

Monumen Paccekke. Foto: Erik Hariansah.

Komandan Tempur di banyak Palagan

Mayjen Andi Mattalatta juga di kenal sebagai komandan di banyak pertempuran, baik dimasa sebelum kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan.

Salah satunya pada tahun 1947 saat ia berusia 27 tahun sudah menyandang pangkat perwira, ia pernah menyamar sebagai tukang becak di Surabaya untuk menuju Yogyakarta, setelah melewati pos dan penjagaan ketat, berhasil memasuki Yogyakarta sebelum bertemu Panglima Soedirman.

Sangat Menghargai dan Menghormati Orang Tua

Sekitar tahun 1960, pada waktu Kahar Muzakkar memimpin pasukan gerilyawan (DI/TII) yang bermarkas di sekitar pegunungan Barru-Soppeng dan Bone.

Baca juga: Tempo Gurilla: Masa Pemberontakan DI/TII di Wilayah Barru

Kahar Muzakkar mengirim surat kepada Muhammad Daeng Patobo, komandan Pasukan Kombad Teru yang bermarkas di Takkalasi dan juga ayah angkat dari Mayjen Andi Mattalatta. Isi suratnya akan menyerang dan membakar wilayah Takkalasi dan sekitarnya termasuk sebagaian wllayah kecamatan Barru.

Setelah bermusyawarah, Muhammad Daeng Patobo berkata, “biarlah saya masuk hutan menyerahkan diri demi menghindari korban nyawa yang terlalu besar, kami tidak takut melawan demi kepentingan yang lebih besar aku rela masuk hutan.”

Mendengar Khabar tersebut, betapa marah Andi Mattalatta, melalui kurir rahasia ia menyampaikan kepada orang tua angkatnya akan membebaskan dan membawanya kembali pulang.

“Biarlah kami bertahan sementara untuk menghindari korban nyawa lebih besar, lagi pula Kahar Muzakkar bersama pasukannya tidak lama lagi menyerah,” jawaban dari Muhammad Daeng Patobo.

Muhammad Daeng Patobo. Foto: Andyz Pabeltobo.

Baca juga: Muhammad Daeng Patobo, Catatan dan Kenangan

Begitu panjang dan berkelok nya jalan perjuangan Andi Mattalatta dalam melawan penjajah dan membasmi pemberontak termasuk sejumlah pemberontakan di Indonesia timur.

Ia juga di segani oleh barisan tentara pejuang seantero Nusantara karena pemberani, merakyat dan mencintai pasukannya melebihi dirinya. Semua itu ia lakukan demi Kemerdekaan dan Keutuhan bangsanya.


Saran:
Kepada Pemerintah Kabupaten Barru, sekiranya dapat memprogramkan pembangunan Patung Andi Mattalatta yang terletak di pusat kota, atau setidaknya memasang nama jalan sebagai simbol mengenang perjuangan dan jasa beliau dalam merebut serta mempertahankan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Disclaimer:
Artikel ini merupakan tulisan dari Bapak Andyzpabeltobo yang disalin dari laman Facebook. Tujuannya tiada lain untuk mempercepat penyebaran informasi secara efisien dan menambah percepatan kemajuan Indonesia.

Tuliskan Komentar