“Bisa saja saya memusnahkan semua Yahudi di dunia, tapi saya sisakan sedikit saja yang hidup, agar kamu tahu alasan saya membunuh mereka.”
Ungkapan tersebut sampai sekarang menjadikan alasan atau bukti bahwa holocaust merupakan tindakan yang dilakukan oleh Hitler dan kroninya. Seolah Hitler telah memprediksi bahwa titahnya tersebut akan selalu menjadi berita yang kontroversial. Karena itu, Hitler mengatakan dalam bukunya Mein Kampf untuk diulas atau dibuktikan di tahun-tahun yang akan datang.
Kini, hampir 80 tahun setelah peristiwa tersebut, kita dapat menelaah apa alasan Hitler membantai Yahudi atau warga minoritas itu. Yahudi saat ini (yang disisakan Hitler itu), tumbuh menjadi kaum yang kuat dan banyak. Mereka tersebar hampir di seluruh negara di dunia ini. mereka pintar dan sangat berpengaruh sehingga berada di posisi-posisi penting pemegang kebijakan dunia.
Baca juga: Orang Indonesia yang Gugur Sebagai Tentara Nazi Jerman
Mereka penggagas dan pemegang IMF, PBB, dan Bank Dunia, mereka juga memiliki ilmuan-ilmuan jenius peraih Nobel (80% peraih Nobel dunia adalah Yahudi). Juga ekonomi dan ahli kenegaraan yang menjadi rebutan para petinggi dunia.
Selain itu mereka juga menguasai industri hiburan dan media massa. Mereka memiliki kantor berita, production house, jurnalis, produser, sutradara, aktris dan aktor, serta penyanyi-penyanyi papan atas, yang tidak hanya langgeng mendapat penghargaan, tetapi juga gencar menyebar luaskan ideologi mereka pada masyarakat umum. Tak ketinggalan mereka juga menguasai industri perdagangan dunia.
Berbagai perusahaan besar mereka menyediakan aneka keutuhan masyarakat dunia, mulai dari popok bayi, makanan, minuman, hingga perangkat elektronik. Sebagian keuntungan yang mereka dapatkan mereka disumbangkan dengan sukarela untuk mendukung misi-misi keyahudiannya. Singkatnya, para Yahudi yang telah berhasil keluar dari keterpurukan mereka akibat penindasan itu dan kini menjadi suatu kaum yang sangat kuat dan disegani dunia.
Hitler (kiri), Kaum Yahudi di dalam Kamp Konsentrasi (kanan). |
Lantas, semua yang mereka lakukan dengan segala capaiannya tersebut akan mengingatkan kepada testimoni Hitler di atas. Alih-alih memerikan bantuan bagi suatu kaum atau bangsa yang tertindas, mereka malah menggunakan segala kejayaan untuk menindas bangsa manapun yang mampu mereka tindas. Ahkan, bangsa yang sama sekali tak bertanggung jawab atas penindasan terhadap mereka, seperti penindasan yang mereka lakukan di Palestina. Dengan semua kenyataan tentang Yahudi saat ini, maka sangat relevan jika Hitler melakukan tindakan-tindakan tersebut.
Baca juga: Penjelasan Singkat Sejarah Perang Dunia Kedua
Terlepas dari fakta kaum Yahudi tersebut, menurut beberapa pengamatan setidaknya ada lima alasan Hitler membantai atau membunuh orang-orang Yahudi.
Pertama, membunuh Kristus. Ini adalah apa yang disebut penyaliban Yesus. Yahudi dipersalahkan oleh Injil karena kejadian ini. Menurut analis, tepat setelah kejadian, di seluruh Eropa, penuntutan terhadap orang Yahudi dimulai. Contoh ekstrem adalah penganiayaan Yahudi, termasuk Perang Salib Pertama 1096, pengusiran dari Inggris pada 1290, inkuisisi Spanyol, pengusiran dari Spanyol pada tahun 1497. Holocaust sendiri merupakan klimaks kebencian berabad-abad ini, yang diciptakan oleh gereja Kristen.
Kedua, Yahudi disalahkan terhadap kerugian pada Perang Dunia I. Setelah penandatanganan Perjanjian Versailles pada akhir Perang Dunia I, yang mengisyaratkan negara sekutu secara resmi bubar, memuat Jerman khawatir. Mereka benar-benar menolak perjanjian ini karena dianggap merugikan Jerman.
Setelah Perang Dunia I, Jerman berpandangan bahwa mereka harus memenangkan perang sebelumnya pada tahun 1918, tetapi mereka gagal karena pemogokan dalam industri senjata. Sehingga, para prajurit mendapat pasokan materiil yang tidak memadai. Pemogokan ini gencar dikumandangkan oleh orang-orang Yahudi di Jerman yang tidak menginginkan adanya perang.
Baca juga: Orang Barru yang Terseret ke Dalam Perang Dunia II di Eropa
Ketiga, ras unggul Arya. Menurut sejarawan, diyakini oleh Hitler bahwa Jerman dianggap sebagai ras unggul, yaitu Arya dibandingkan dengan ras lain, seperti Yahudi, Gipsi dan lainnya. Hitler menggunakan kepercayaan itu sebagai salah satu alasan penting terjadinya holocaust.
Keempat, depresi besar dan kemerosotan ekonomi. Sejak tahun 1929, ekonomi Jerman merosot tajam. Hampir setiap kota terkena dampak sehingga enam juta orang tidak mendapat pekerjaan. Kondisi ini justru terjadi sebaliknya bagi kaum Yahudi. Selama dan setelah Jerman merosot, orang-orang Yahudi mengalami kemajuan finansial besar sehingga membuat orang Yahudi dicurigai Hitler telah melakukan propaganda negatif. Hitler kemudian menuduh Yahudi berada di balik kemerosotan ini dan mengambil keuntungan-keuntungannya sendiri.
Kelima, untuk menjadikan Yahudi sebagai kambing hitam. Banyak pengamat percaya bahwa Hitler menjadikan kambing hitam orang-orang Yahudi untuk menghidupkan kembali nasionalisme di antara bangsa Jerman. Dalam 13 tahun propagandanya, Hitler dan Nazi berhasil membuat anti-Semitisme. Dengan bantuan dari gereja, dan Perjanjian Baru, Nazi akhirnya mampu mempersatukan Jerman. [N. Cahyo, Agus. 2013. Pembantaian-Pembantaian Mengerikan Dalam Perang Dunia I dan II. Yogyakarta: Palapa. Hal. 127-131].
Tuliskan Komentar