Budaya

Makna Passapu, Ikat Kepala Suku Makassar

Passapu
Masyarakat Makassar dengan passapu di kepala.

Di Makassar, salah satu busana adatnya yang khas adalah Passapu, atau ikat kepala yang memiliki beberapa model sesuai status si pemakai.

Oleh: Daeng A Ar Daeng Rigowa

Busana adat adalah suatu warisan leluhur yang tak ternilai dengan materi. Busana adat pada umumnya dikreasikan agar bermuatan maknawi dan menyimbolkan ketinggian martabat pemakainya. Di Makassar, salah satu busana adatnya yang khas adalah Passapu, atau ikat kepala yang memiliki beberapa model sesuai status si pemakai.

Passapu adalah destar yang terbuat dari kain tenun berbahan katun. Motifnya biasa disebut “Cura Ca’di“. Ada yang di tenun dengan warna merah polos atau hitam. Passapu dipakai dalam pergaulan sehari-hari oleh para anak karaeng (bangsawan) dan para tubaranina (ksatria) suku Makassar pada zaman kerajaan.

Baca juga: MasugiMaraja: Makassar, Bugis, Mandar, dan Toraja

Passapu terdiri dari dua kategori yang dibedakan dari bentuk lipatannya atau atau yang disebut poto‘.

Passapu Patinra’

Patinra’ atau Patonro’ model kainnya berdiri tegak dan memberi kesan gembira, berwibawa dengan simpul yang terletak pada bagian kepala sebelah kanan.

Passapu Putara’

Putara’ terdiri pula dari tiga macam yaitu:

  1. Putara’ padompe.
  2. Putara bereng-bereng.
  3. Putara paerang yang dipakai oleh para pasolle atau anrong guru pakarena.

Putara’ padompe pada umumnya dipakai oleh para hulu balang kerajaan. Memberi kesan pemberani yang ditandai dengan ujung terkulai menutupi pipih sebelah kiri dan simpulnya terletak pada sebelah kiri kepala.

Baca juga: Seperti Apa Ritual Pemakaman Orang Bugis dan Makassar Pada Masa Pra-Islam?

Ukuran panjang destar yang digunakan bagi passapu patinra’ dimulai diatas kepala sampai lutut. Tampilan sesudah dipakai kelihatan berdiri tegak (ta’tonroki) ke atas. Sedangkan bagi poto’ putara’ sesuai dengan namanya, dililit saja di kepala (sikko lalo) di bagian dahi lalu di putar sesuai keinginan si pemakai yg tentu saja mencerminkan ke pribadian sang pemakai.

Penggunaan Passapu hingga saat ini masih sering digunakan pada acara adat dan kegiatan formal kedaerahan.

Dibalik dari ciptaan busana adat Passapu tersebut, sejatinya mengandung pesan-pesan moral, etika dan estetika yang mencerminkan keluhuran dari budaya Suku Makassar.


Disclaimer:
Artikel ini merupakan tulisan dari Daeng A Ar Daeng Rigowa yang disalin dari laman Facebook. Tujuannya tiada lain untuk mempercepat penyebaran informasi secara efisien dan menambah percepatan kemajuan Indonesia.

Tuliskan Komentar