Adapun personil grup musik Koes Bersaudara diantaranya Tonny Koeswoyo, Nomo Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo. Grup musik Koes Bersaudara banyak menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu Pop dan Rock yang mendapat pengaruh atau berkiblat pada grup musik The Beatles dari Inggris.
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti Bis Sekolah, Di Dalam Bui, Telaga Sunyi, Dara Berpita, Harapanku, Si Kancil, Laguku Sendiri dan masih banyak lagi.
Baca juga: Ungkapan Kebesaran Hati Ho Eng Djie Melalui Lagu Daerah Makassar
Pada masa itu pemerintahan melarang masyarakat untuk membawakan lagu-lagu asing berbahasa Inggris, bahkan hanya sekedar untuk mendengarkan musik impor itu.
Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok, Mereka diciduk aparat sehari setelah manggung di rumah Kolonel Koesno di Petamburan, Jakarta. Kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Nomo Koeswoyo itu rupanya memilih dipenjara ketimbang berpisah dari saudara-saudaranya.
Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu-lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada-ada, mereka dianggap memainkan musik “ngak ngek ngok,” istilah Pemerintahan yang berkuasa saat itu, musik yang cenderung imperialisme pro barat.
Sampul album Koes Plus. Foto: FABS |
Meski menekam dalam penjara, Koes Bersaudara masih terus menciptakan beberapa lagu. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang menggetarkan diantaranya Di Dalam Bui, Jadikan Aku Dombamu, dan Balada Kamar 15. Pada tanggal 29 September 1965, sehari sebelum meletusnya peristiwa Gerakan 30 September, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.
Baca juga: Pendidikan di Indonesia Pada Masa Orde Baru
Belakangan setelah Peristiwa itu berlalu, Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow Kick Andy (Metro TV) pada akhir tahun 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia. Mereka mengakui semenjak keluar dari penjara, justru rasa nasionalisme mereka semakin bertambah, bahkan mereka menciptakan sepuluh deretan lagu yang berjudul Nusantara.
Nomo Koeswoyo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan, ia memiliki perusahaan rekaman yang bernama Yukawi, di mana grup musik Soneta Grup yang dipimpin oleh Rhoma Irama sering melakukan rekaman. Tonny Koeswoyo menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo Koeswoyo harus memilih tetap bermusik bersama Koes Bersaudara atau keluar. Namun, Nomo memilih opsi terakhir, yaitu keluar dari grup Koes Bersaudara.
Tonny yang terus ingin bermusik kemudian mengganti Nomo dengan Merekrut Kasmuri atau yang lebih dikenal dengan sapaan Murry menjadi drumer pada tahun 1969. Nama Koes Bersaudara kemudian diganti dengan nama Koes Plus. artinya selain personilnya terdiri dari kakak-berdaik dari dinasti Koeswoyo, juga plus anggota dari luar dinasti Koeswoyo.
Baca juga: Dari Mana Asal-Usul Istilah Ibu Pertiwi?
Grup musik Koes Plus mencapai puncak popularitas dalam rentang tahun 70-an hingga 80-an. Koes Plus banyak merekam lagu pada piringan hitam di perusahaan rekaman Lokananta. Meski dikenal sebagai pelopor musik Pop dan Rock di Indonesia, namun masih banyak pula genre musik yang dibawakan oleh mereka seperti Melayu, Jawa, Keroncong, Lagu Religi, dan lagu anak-anak.
Banyak lagu-lagu dari Koes Plus yang masuk dalam deretan 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi majalah RolingStone. Beberapa lagunya yang populer yaitu Bujangan, Buat Apa Susah, Kolam Susu, Manis Dan Sayang, Pelangi, Kembali Ke Jakarta, Diana, Bis Sekolah, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Kapan-kapan, Andaikan Kau Datang, dan masih banyak lagi.
Lagu dari Koes Plus banyak yang dinyanyikan kembali oleh penyanyi-penyanyi terkenal lain. Jumlah lagu dan album yang dikeluarkan oleh Koes Plus juga mencatatkan rekor sebagai grup musik yang memiliki jumlah lagu maupun album terbanyak dan tidak mungkin dikejar oleh grup musik lain.
Baca juga: Bentuk-Bentuk Kebudayaan Asli Indonesia
Tonny Koeswoyo yang merupakan anggota tertua dari kelompok musik Koes Plus meninggal di Jakarta pada tanggal 27 Maret 1987. Semenjak itu beberapa orang silih berganti menggantikan keanggotaan dari Tonny Koeswoyo.
Pada tanggal 1 Februari 2014, drumer Koes Plus, Murry meninggal di Bekasi. Sementara vocalis Koes Plus, Yon Koeswoyo, meninggal pada tanggal 5 Januari 2018 di Pamululang, Tangerang Selatan. Kini personil Koes Plus hanya tinggal Yok Koeswoyo.
Meski Koes Plus tidak lagi bernyanyi, tetapi banyak grup-grup musik yang dibentuk untuk melestarikan dan menyanyikan kembali lagu-lagu dari Koes Plus. Hingga kini, lagu-lagu dari Koes Plus terus bergema sepanjang masa.
“Kapan-kapan kita berjumpa lagi
Kapan-kapan kita bersama lagi
Mungkin lusa atau di lain hari
Mungkin lusa atau di lain hari.”
(Koes Plus – Kapan-kapan).
Tuliskan Komentar