Wilayah kerajaan Laboso sendiri merupakan wilayah pemberian dari Kerajaan Bone kepada kerajaan Soppeng Riaja, jadi bisa dikatakan bahwa wilayah Labosos merupakan kerajaan vassal atau bawahan dari Soppeng Riaja.
La Tenrisumpala memerintah di wilayah Laboso sekitar tahun 1850-1900-an, bertepatan ketika pengaruh kekuasaan Belanda telah menguat di seluruh Sulawesi Selatan. La Tenrisumpala tidak pernah berperang melawan pemerintah Kolonial Belanda, bahkan La Tenrisumpala dianggap bersahabat atau bersekutu dengan Belanda.
Baca juga: Kompleks Makam We Tenrijelling Petta Guru, Bulu Lampang, Kec. Soppeng Riaja
Oleh orang Belandda, La Tenrisumpala dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di wilayah Laboso. Selain sebagai pemerintah di Laboso, ia juga merupakan seorang pedagang dan saudagar. La Tenrisumpala meninggal sekitar tahun 1900-an di Laboso dan dimakamkan pula di sana, serta diberi gelar anumerta kematian Matinroe ri Tengngana Laboso.
Makam La Tenrisumpala terletak di Kampung Labosos, tepatnya berada di dalam halaman Sekolah Dasar Inpres Mangkoso (SDI Mangkosos), berjarak sekitar 19 km ke arah utara pusat kota Barru.
Makam La Tenrisumpala berbentuk persegi panjang dengan sebuah nisan yang terbuat dari batu menancap di tengah, rincian ukuran sebagai berikut: panjang makam 205 cm, lebar makam 162 cm. Tinggi seluruh makam 226 cm, tinggi batu nisan 172 cm, lebar nisan bagian bawah 50 cm, lebar nisan pada bagian tengah 52 cm, lebar nisan pada bagian atas 39 cm, sementara tebal batu nisan bagian bawah 18 cm, tebal nisan bagian tengah 23 cm, tebal nisan bagian atas 8 cm.
Baca juga: Situs Makam Megalitik Sumpang Ralla, Tanete Riaja
Hal unik dari Makam La Tenrisumpala ini yaitu adanya sebuah lubang kecil pada bagian tengah batu nisan yang dianggap sebagai posi (pusar batu nisan). Bagian badan makam telah dirapikan dengan beton dan dilapisi dengan keramik berwarna merah, hanya bagian nisannya saja yang masih menampakkan bentuk aslinya.
Makam La Tenrisumpala. Foto: Erik Hariansah |
Foto oleh Erik Hariansah |
Foto oleh Erik Hariansah |
Lubang pada batu nisan yang dianggap sebagai pusar batu nisan. Foto: Erik Hariansah |
Sumber: Facebook (Zainal Arif) |
Sumber: Facebook (Zainal Arif) |
Tuliskan Komentar