Di London ia bergaul dengan kalangan bangsawan dan ilmuwan. Ia bertemu dengan Marquess Tweeddale (1824-1878), yang saat itu memimpin Zoological Society of London. Tweeddale, seorang ornitolog atau ahli burung, yang memiliki koleksi zoologi yang besar. Untuk melengkapinya, Tweeddale mengirim Bock ke Hindia Belanda tahun 1878.
Di Batavia (kini Jakarta), Bock bertemu dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, J.W. van Lansberge, yang menugaskannya menjajaki bagian timur Kalimantan. Saat itu penduduk asli Kalimantan, orang Dayak, menghalangi orang Eropa masuk ke wilayahnya.
Carl Bock ditugaskan oleh pemerintah Hindia Belanda, membuat perjalanan ke pedalaman pulau Kalimantan. Walaupun daerah ini termasuk batas pengaruh Belanda, tapi belum pernah dipetakan dengan baik dan benar-benar ditempatkan di bawah kekuasaan Belanda.
Daerah pedalaman Kalimantan dihuni oleh beberapa kelompok etnis yang dikenal dengan nama kumpulan orang Dayak. Namun, kelompok ini berbeda-beda dalam hal bahasa dan adat-istiadat. Hal ini menunjukkan pandangan yang sangat romantis terhadap cara hidup di hutan. Masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil alam menandakan bahwa meraka berhati luhur, murni dan belum tersentuh oleh peradaban Barat.
Dalam perjalannya melintasi bagian timur Kalimantan, Bock didampingi oleh sultan Kutai. Saat itulah Bock melihat orang hutan untuk pertama kalinya. Perjalanan ini berlangsung tahun 1879 dan 1880.
Dikutip dari laman kompas.com, Bock dalam catatannya telah berjumpa Dayak Long Wai, Dayak Long Wahou, Dayak Modang, Dayak Punan, Orang Bukkit dari Amontai, dan Dayak Tring.
Bock juga menuturkan upayanya dalam menyingkap kisah lama dari warga setempat tentang misteri manusia berekor. Dia juga berkisah tentang peradaban Dayak dan kanibalisme antarsuku, serta pemburu kepala.
Hasil penjelajahannya di Kalimantan, terutama di daerah Samarinda, Tenggarong, Banjarmasin dan pedalaman Kalimantan, Bock menulis buku berjudul The Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881, lengkap dengan 37 litografi dan ilustrasi.
Berikut ini merupakan kumpulan litografi Kalimantan hasil karya Carl Bock yang menggambarkan alam Kalimantan, kehidupan dan kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan. Buat kamu yang belum tahu apa itu litografi bisa baca di sini.
Litografi melintasi sungai Benangan, Kalimantan Timur. Pada tahun 1879-1880 Carl Bock mengadakan ekspedisi ke Kalimantan Timur dan Selatan, Kutai dan Banjarmasin. (sumber foto) |
Pemandangan di Long Wai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. (sumber foto) |
Pemandangan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (sumber foto) |
Sebuah rumah di Kalimanatan. (Sumber foto). |
Sebuah rumah dan beberapa makam di tepi sungai Kalimantan (Sumber foto). |
Tempat pemakaman Keluarga Radja Sinen (sumber foto) |
Tempat pemakaman Keluarga Radja Dinda (sumber foto) |
Katafalk dari kepala Long Putih, mungkin semacam tempat persemayaman (sumber foto) |
Wanita Suku Melayu di Kutai dikenali dari bentuk khas sanggulnya. (sumber foto) |
Orang Suku Dayak Bukit dari daerah Amuntai dan wanita Suku Dayak Long Wai (sumber foto) |
Prajurit Suku Dayak. (sumber foto) |
Seorang pemuda Suku Dayak. (sumber foto) |
Wanita tua Suku Dayak Long Wai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. (sumber foto) |
Wanita Suku Dayak Long Wai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. (sumber foto) |
Sulau Landang, wanita Suku Dayak Tring dengan gaun panjang (sumber foto) |
Suku Dayak Long Wai dengan pakaian kebesaran (sumber foto) |
Prajurit Suku Dayak Long Wai (sumber foto) |
Sibau Mobang dukun Suku Dayak (sumber foto) |
Seorang Suku Dayak Long Wahau (sumber foto) |
Suku Dayak sedang menari (sumber foto) |
Suku Dayak Punan sedang beristirahat di hutan. Adem yah tiduran di bawah pohon (sumber foto) |
Kepala Suku Dayak Punan. (sumber foto) |
Seorang wanita, ibu dan anak dari Suku Dayak Punan (sumber foto) |
Seorang wanita Suku Dayak Punan (sumber foto) |
Wanita tua Suku Dayak (sumber foto) |
Ini dia nih potret Carl Bock. (Sumber foto). |
**Gambar dikumpulkan dari laman luk.staff.ugm.ac.id dan laman commons.wikimedia.org
- Litografi Reruntuhan Candi Masa Hindu-Buddha
- Melihat Nusantara di Masa Lalu Lewat Litografi Karya Abram Salm
- Melihat Nusantara di Masa Lalu Lewat Litografi Karya Auguste van Pers
- Melihat Nusantara di Masa Lalu Lewat Litografi Karya Josias Cornelis Rappard
- Melihat Sulawesi Selatan di Masa Lalu Lewat Litografi
Tuliskan Komentar