Dilansir dari media seratusnews.id, penemu benda menyerupai arca itu adalah seorang buru bangunan yang bernama Syahdan, ia mengaku benda yang diduga artefak kuno berbentuk patung manusia itu ia temukan saat menggali pondasi, saat itu ia merasa linggis yang digunakan menggali tanah terbentur pada benda keras.
“Saya berusaha menghancurkan benda keras itu, namun tidak bisa,” kata Syahdan, pada hari Minggu, 9 Februari 2020.
Baca juga: Pentingnya Melestarikan Situs Sejarah dan Cagar Budaya
Sehingga lanjut dia, benda tersebut digali secara keseluruhan dan diangkat ke atas permukaan tanah, dan ternyata benda itu menyerupai patung manusia. Menurut Syahdan, benda sepanjang 120 sentimeter dengan lebar 38 sentimeter ini, membutuhkan 4 hingga 5 orang dewasa untuk mengangkatnya.
Penampakan Artefak yang ditemukan di Pinrang. Foto: parepos.co.id |
Pemilik rumah, H. Aris mengaku, sebelum menjadi miliknya, rumah tempat penemuan benda yang menyerupai artefak ini merupakan milik seorang datu atau keturunan raja yang ia beli, namun dirinya merupakan pemilik ketiga dari rumah itu.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang, H. Alimin mengaku, belum dapat memastikan apakah benda itu peninggalan bersejarah atau bukan.
Baca juga: Muhammad Salim, Penerjemah Lontara yang Menerima Penghargaan Satyalancana Kebudayaan
“Nanti kita kita lihat langsung, baru bisa mendapat gambaran apakah benda itu merupakan benda bersejarah atau bukan.” kata dia, saat di hubungi.
Hingga saat ini, benda yang diduga arca kuno itu, disimpan untuk menunggu kepastian dari pihak yang berwenang untuk menelitinya lebih lanjut.
Suasana saat warga menemukan Arca di Pinrang. Foto: parepos.co.id |
Lalu benda apa sebetulnya yang menghebohkan masyarakat Pinrang tersebut? Apakah itu merupakan sebuah arca kuno?
Jika kita melihat lokasi penemuannya di Kelurahaan Penrang, Kecamatan Watang Sawitto, wilayah tersebut memang merupakan bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Sawitto. Di masa lalu kerajaan ini merupakan salah satu anggota dari persekutuan Limae Ajatappareng.
Baca juga: Lontara’ Sebagai Sumber dalam Penulisan Sejarah di Sulawesi Selatan
Namun jika melihat bentuk artefak dan bahannya yang terbuat dari batu, benda ini bisa disebut sebagai arca. Arca sendiri merupakan patung yang dibuat dengan tujuan sebagai sarana keagamaan dan pemujaan. Namun untuk penemuan arca di Pinrang ini belum diketahui fungsinya.
Ada dua kemungkinan fungsi dari arca atau artefak ini. Yang pertama yaitu sebagai Patung Tau-Tau sebagaimana di Toraja, dan yang kedua arca ini digunakan sebagai nisan makam.
Patung Tau-tau yang ada di Toraja. Foto: lifestyle.okezone.com |
Arca yang ditemukan di Pinrang ini memiliki kemiripan dengan Patung Tau-Tau di Toraja. Tau-Tau di toraja dibuat dan biasanya diletakkan di depan pemakaman sebagai perwujudan orang yang dimakamkan di tempat itu. Namun, Tau-Tau di Toraja terbuat dari kayu, sementara arca di pinrang terbuat dari batu.
Kalau begitu, apakah arca di Pinrang ini difungsikan sebagai batu nisan pada makam? Jika diperhatikan bentuk dan bahan dasarnya, penemuan arca di Pinrang ini mirip dengan batu nisan makam yang tetdapat di Kompleks Makam Raja-raja Nepo di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru.
Nisan makam berbentuk manusia yang ada di Nepo, Kab. Barru. Foto: attoriolong.com |
Di Mallusetasi sendiri terdapat beberapa nisan makam yang menyerupai manusia persis seperti yang ditemukan di Pinrang. Jadi, besar kemungkinan arca yang ditemukan di Pinrang ini dulunya difungsikan sebagai nisan makam.
Jika kita tinjau hubungan historis antara Kerajaan Nepo di Mallusetasi dengan Kerajaan Sawitto di Pinrang. Memang keduanya memiliki hubungan yang erat sebagai kerajaan yang sama-sama berada dalam kawasan Ajatappareng.
Tuliskan Komentar